top of page

Motivasi Kerja (2) Ikigai (Passion, Mission, Vocation, Profession)


Postingan kali ini membahas Ikigai dari hasil interaksi di thread kaskus tentang topik yang sama.

Harapannya pemahaman kita tentang mendapatkan motivasi kerja dari sudut pandang ikigai (Passion, Mission, Vocation, Profession) jadi lebih baik lagi dengan contoh-contoh nyatanya.

Salah seorang kaskusker memposting seperti ini, dimana dia merasa jurusan yang ia pilih tidak sesuai dengan apa yang menjadi bidang kesukaan dia :

Sebagai contoh, gw kuliah ny beda dengan yg gw inginkan krn berpikir realistis.

Kasus ini kayanya umum banget terjadi ya, kita kuliah asal kuliah aja dan biasanya ketika udah dijalanin kita baru ngerasa kalau itu bukan keinginan kita, bukan passion kita. Ya kalau seperti ini sih menurut gw ya ga apa juga sih terusin aja kuliahnya sampai selesai.

Selama kita belajarnya bener dan juga aktif dikampus pastinya akan banyak hal juga yang akan kita dapetin dan itu menjadi sesuatu yang berguna dimasa depan. Jadi silahkan bagi waktu aja antara kuliah dan juga membangun pelan-pelan dibidang apa yang menurut kita memang menjadi keinginan kita.

atau seperti jawaban dari kaskuser lainnya juga yang memberikan respon seperti ini (gw modifikasi sedikit biar narasi nya lebih enak juga).

Sering kali di usia tertentu, terutama pas kuliah gitu kita punya ambisi atau mimpi yang sebenarnya sih bisa dibilang berlebihan. Bahkan kita sampai rela membuang kuliah yang sudah kita jalanin demi mendapatkan mimpi atau mengejar passion tadi, dan pahitnya malah ga sedikit yang kemudian gagal.

Kenapa juga ga jalanin aja yang ada dahulu yang memang ada didepan mata atau profesion/profesi kita sebagai mahasiwa secara tekun, karena sering kali hal-hal tersebut secara tidak langsung menuntun kita menuju cita-cita lain yang lebih baik bagi kita.

Karena terkadang orang banyak berkoar-koar bermimpi besar pengen ini, itu, pengen jadi ini itu. Tapi mereka melupakan hal-hal kecil disekitar mereka yg harusnya dapat dilakukan, walopun hal itu sepele.

Motivasi Kerja

Kaskuser lainnya dithread itu memberikan respon seperti ini : Apa yang dikatakan hati, apa yang kita kuasai, apa yang memenuhi kebutuhan harian kita, apa yang membuat positif lingkungan. hmmmm .. harus seimbang, bener juga sih

Dan memang bener dari yang gw coba pahamin akan konsep ikigai ini idenya memang biar kita menemukan keseimbangan, jadi bukan berarti tujuan hidup itu ya harus jadi kaya raya atau tajir maksimal atau sekedar buat gaya-gayaan aja, Dengan berusaha seimbang antara Passion, Mission, Vacation dan Profession efeknya kita akan jadi bahagia, hati tenang dan juga umur yang lebih panjang. Karena seperti itulah kira-kira yang dirasakan dan didapatkan orang orang didesa okinawa dimana mereka menjalankan ikigai ini.

Dan seperti tanggapan kaskuser lainnya juga hal ini lah yang nantinya menjadi tantangan tersendiri, jadi gimana caranya 4 poin itu (Passion, Mission, Vacation dan Profession) nyambung dan juga menjadi satu sinergi.

Ngikutin hati terus ujungnya jadi egois. Ngelakuin apa yg dikuasai doang, emang bakal bikin hidup? Menuhin kebutuhan harian emang jaminan bahagia? Nurutin keadaan lingkungan mulu, kapan berkembangnya?

 
Motivasi Kerja

Dithread ikigai itu salah satu kaskuser juga ada yang berbagi tentang pengalamannya ketika membangun bisnis dan ini mirip dengan yang dishare dipostingan sebelumnya tentang ikigai ini :

Gan, ini pengalaman ane banget. usia ane sekarang 26, dulu ane bekerja 3 tahun trus resign dan buka kedai makanan sesuai hobi ane yang suka kuliner.

1 tahun bisnis kuliner ga berjalan mulus, pendapatan ngga nentu, banyak nombok untuk modal sana sini, sampe uang tabungan ludes buat muasain hasrat ane berbisnis. tapi ya apa dikata, sesuai banget sama thread agan, passion ane belum bener matang buat terjun seluruhnya. Sekarang ane udah bekerja lagi, jalan setahun. dan ane masih optimis dengan mimpi ane buat berbisnis kuliner lagi. pelan2 tapi pasti ane lagi siapin semua buat bisnis ini.

Pengalaman diatas menjadi satu bukti lagi kalau kita kalau sekedar muasin hasrat/hati/passion aja, atau kalau dalam diagram ikigai berarti hanya bergerak berdasarkan hati (what you love), sering kali itu malah merugikan dan kita jadi kurang realistis, yang akhirnya secara bisnis ya kita jadi rugi.

Dan setelah rugi banyak kemudian baru sadar ternyata banyak sekali hal yang harusnya bisa kita persiapkan lebih baik lagi. atau kalau mengacu ke diagram ikigai tadi kalau memang mau seimbang berarti kita memang harus punya skill dibidang tersebut (what you are good at),

Dan juga tau bagaimana menggarap pasar yang ada (what you can be paid for) sehingga bisa menghasilkan uang yang diperlukan juga, dan juga apa yang kita lakukan harusnya tidak merusak cash flow yang sudah berjalan dengan baik selama ini (what the world needs) sehingga tidak timbul konflik internal dan juga dari orang sekitar kita.

Jadi kalau dengan pemikiran seperti itu, alangkah baiknya sebenarnya kalau kita memang ada keinginain untuk mulai membangun apa yang menjadi mimpi kita atau mengerjakan apa yang kita cintai, ya bagunlah dari skala kecil terlebih dahulu/start small.

Nantinya setelah lebih siap secara skill, networking, pengalaman dan juga permodalan yang semakin terkumpul dari hasil memulai dari skala kecil/start small tadi, baru lah kita bisa putuskan untuk menambah kecepatan dan "naik kelas". Ini juga terjadi ko gan dikeluarga gw sendiri, adek gw udah kursus masak (dengan harga yang cukup mahal) dan katanya dia sih passion nya dimakanan, tapi dia tidak mau bergerak dari skala yang kecil terlebih dahulu.

Dan ketika ada kesempatan besar datang yaitu pesanan catering 1000 porsi, dia kerjain bareng temen-temennya, yang kemudian terjadi adalah bencana. Singkat kata adek gw belum siap.Tapi sering kali kebanyakan orang seperti itu, mereka suka akan ide tentang passion nya tapi tidak mau melewati proses yang benar atau sekedar memuaskan hasrat aja. Coba seperti adek gw tadi mulai dari skala yang terkecil dulu, belajar dari masakin buat orang dirumah secara rutin, belanja kebutuhan dipasar dan tau mana saja supplier yang harus ditemui, kemudian coba buka bisnis catering kecil yang bisa melayani porsi 50-100 orang dulu, atau buka dari kaki lima dulu. Dengan cara seperti itu aja ga mudah loh, tentunya bakal banyak tantangan yang dihadapi. Tapi tentunya tantangan tersebut ketika berhasil diatasi akan membentuk dia menjadi lebih siap lagi dibidang ini.

Nantinya setelah lebih siap, secara keahlian dan juga jam terbang yang cukup dengan skala kecil tadi. Baru lah coba ambil job yang skalanya lebih besar lagi, sampai nantinya baru kemudian lebih siap untuk ambil job dengan skala 1000 porsi tadi. Niscaya kesalahan-kesalahan seperti, nasi tidak matang, ayam basi, sampai mobil ketumpahan makanan dan juga kerugian materi lainnya jadi lebih bisa diminimalisir dan bahkan lebih untung.

Kalau kita kembali lagi menanggapi cerita kaskuser diatas, menurut gw pribadi ketika dia sudah kerja lagi dan jalan setahun, langkah tadi sudah tepat dan perlu didukung. Lalu untuk bisnis kuliner nya kalau memang mau memulai lagi nantinya juga tidak apa.

Namun kali ini memang harus dimulai dan dipelajari perlahan juga segala sesuatunya harus dihitung secara benar, jadi misal coba jualan dulu untuk orang-orang dikantor dia bekerja, bagus lagi bisa dapet tempat di kantin kantornya.

Coba juga jualan ke tetangga sekitar tempat ia tinggal dan pasarkan secara on line kalau memang memungknkan juga untuk dilakukan. Dengan cara begini juga perlahan bisa memahami pasar dengan lebih baik, dan perlahan skill lain yang dibutuhkan untuk berhasil dibisnis juga akan lebih terbangun. Sehingga kemampuan untuk survive dan menghasilkan profit juga semakin baik.

Ada salah satu tips yang bisa diikuti dari bisnis steak hollycow. Dulu awal mereka menjalankan bisnisnya mereka sudah menyiapkan modal kerjanya untuk setahun. Ketika itu mereka belum sebesar sekarang masih skala kaki lima.

Ketika itu kalau tidak salah modal yang mereka siapkan sekitar 70-100 jutaan. Jadi bisnis tersebut ada atau tidak ada pengunjung ya tetap buka selama setahun dengan persiapan modal kerja tadi. Dan ternyata setelah dijalankan dengan cara tadi mereka malahan untung besar dan sekarang skala bisnisnya juga semakin besar dan punya cabang yang cukup banyak.

Pendapat yang gw sampakan ini juga disetujui salah satu kaskuser, berikut pendapatnya :

Bener kali gan, ini lebih dalem dari konsep Intraprenuer,... Bukan enterprenuer,... Yg disuruh sama motivator-motivator ntu,... Jangan mau jadi karyawan terus... Bangkit,... Bangun,... Buka usaha... What the f#@k!!! Passion aja belom cukup.... Buka usaha aja belom cukup.... Banyak pertimbangannya....

Kebutuhan jalan terus.... yg bener jadi Intraprenuer dulu,.... Bisnis bangun dalam skala kecil... Belum dapet untung,... Nggak masalah.

Gaji dari pekerjaaan masih bisa cover kebutuhan,.... Kalau si bisnis sdh mulai bisa berjalan dan butuh perhatian lebih,... Baru agan harus ambil keputusan mau trus kerja di perusahaan yg sekarang atau keluar dan fokus total di bisnis yg sdh berjalan dan sekarang agan sdh masuk Gigi 3 mau masuk Gigi 4,... Sdh lebih mudah,... Semua rintangan dan halangan sdh agan hadapi di awal awal tahun start bisnis.... Sekarang tinggal tancap gas..... Makasih buat pencerahannya agan...

Semoga apa yang gw share diatas bisa melengkapi dan juga memperkaya pembahasa motivasi kerja dari sudut pandang konsep ikigai ini ya. Dan kalau dirasa masih kurang dan malah jadi bingung haha sehingga butuh referensi tambahan lainnya, sebenarnya bisa browsing sendiri sih, karena pembahasan ikigai ini sudah semakin banyak di internet.

Atau kalau mau membahas lebih jauh dengan ngobrol langsung, cerita pengalaman sendiri tentang topik ini dan juga lainnya sambil bersantai dikawasan pegunugnan sentul kita bisa ketemuan di penginapan griya tampak siring yang memang gw kelola juga.

Villa di Bogor

The Fussion Guest House

Murah, Nyaman, Free Wifi, Free parking, Kapasitas untuk 10 Orang,

Harga Week day Rp.1.112.000,

Telp/WA 081398473165

 Read Other Posts

bottom of page